ORDER HERE

ORDER HERE

Tuesday 10 November 2015

5 Produk RI ini jadi primadona di luar negeri

1.  Kerajinan eceng gondok

Kerajinan eceng gondok asal Kabupaten Hulu Sungai Utara, 
Kalimantan Selatan ternyata diminati masyarakat Jerman. 
Konsumen Jerman menilai kerajinan eceng gondok Indonesia berkualitas 
dan motifnya menarik.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha, Kecil, Menengah, Perindustrian, dan 
Perdagangan Hulu Sungai Utara, Akhmad Redhani Effendi mengatakan 
produk kerajinan berbahan ilung atau eceng gondok asal daerah diminati 
pasar luar negeri.
Namun peluang ini, kata dia, belum bisa dimaksimalkan perajin lokal 
karena terbatasnya tenaga dan permodalan. Hambatan ini membuat perajin 
belum siap menerima pesanan dalam jumlah besar secara rutin.
Menurut Redhani, jumlah perajin eceng gondok masih terbatas bahan 
baku melimpah, karena 89 persen luas wilayah Hulu Sungai Utara 
didominasi lahan rawa. "Kita terus memberi pelatihan dan bantuan 
peralatan kepada perajin agar siap memasuki pasar ekspor," 
Ujar Redhani seperti dilansir Antara, Jumat (6/3).
Dia mengatakan, upaya mempromosikan produk industri kerajinan 
masyarakat (IKM) termasuk eceng gondok sudah mulai dilakukan melalui 
kerja sama dengan PT Pos Indonesia.
PT Pos, melalui jaringan kantor layanannya, siap memajang produk 
IKM Hulu Sungai Utara di sejumlah perwakilan PT Pos di luar negeri, 
termasuk promosi melalui media online PT Pos.
Sementara fasilitas yang bisa dinikmati perajin melalui kerja sama 
Pemerintah Daerah HSU dengan PT Pos Indonesia, berupa kemudahan 
dan biaya ringan untuk mengirim paket produk pesanan ke luar daerah.

2.  Indomie

Sudah tidak heran lagi bila produk buatan anak negeri ini sudah terkenal 
di seluruh dunia. Diproduksi oleh PT Indofood Sukses Makmur yang dimiliki 
oleh keluarga Salim, produk mi instan ini semakin disukai oleh dunia. 
Bahkan, beberapa bulan belakangan Indofood akan merambah Kazakhstan.
Tiap tahun, Indofood memproduksi 11 miliar bungkus Indomie dengan 
880 juta bungkus diekspor.
Saat ini, produk Indomie telah diekspor di 80 negara di lima benua selama 
lebih dari 20 tahun. Beberapa negara yang menjadi target pasar Indomie 
antara lain adalah Singapura, Malaysia, Brunei, Hongkong, hingga Taiwan. 
Indomie juga sudah terbang jauh ribuan kilometer mulai dari wilayah Eropa, 
Timur Tengah, Afrika, hingga benua Amerika.
Untuk memenuhi permintaan di berbagai belahan dunia tersebut, 
Indofood tidak sekadar mendatangkan Indomie dari Indonesia. 
Namun, perusahaan yang dirintis oleh taipan Soedono Salim ini juga 
membangun pabrik di sejumlah negara lain. Misalnya di Malaysia, 
Indofood mempunyai perusahaan Indofood (M) Food Industries Sdn Bhd 
yang khusus memproduksi mi instan di Malaysia.
Untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika, Indofood menjalin kontrak perjanjian 
dengan berbagai perusahaan di sana untuk memproduksi Indomie. 
Misalnya saja dengan Pinehill Arabia Food Limited (Pinehill) di Arab Arabia, 
De United Food Industries Limited (Duhill) di Nigeria, Salim Wazaran Brinjikji 
Company (Sawab) di Syria, dan Salim Wazaran Abu Elata Co (Sawata) di Mesir.

3.  Jamu Sido Muncul

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk terus melakukan ekspansi 
produk jamu dan herbal ke mancanegara. Bahkan, sumbangan penjualan 
perusahaan terbesar terjadi di kawasan Afrika, dengan produk berupa 
minuman energi Kuku Bima Energy. Selain itu, negara kawasan Asia seperti 
Arab Saudi, Singapura dan Malaysia pun juga turut berkontribusi besar 
pada penjualan perusahaan.
Direktur Keuangan Sido Muncul Venancia Sri Indrijati mengatakan bahwa 
strategi perusahaan saat ini ialah melakukan penetrasi lebih dalam 
ke pasar-pasar tradisional mereka. Perusahaan juga tengah berupaya 
untuk melakukan ekspor secara langsung guna memotong rantai distribusi. 
Lantaran, selama ini ekspor dilakukan melalui distibutor di negara tujuan.
"Untuk produk kita butuh waktu untuk pendaftaran di negara tersebut. 
Selama ini produk yang dieskpor masih sifatnya impor oleh pedagang atau 
distributor di sana. Ke depan, kita akan ekspor langsung dan mainstream," 
ujarnya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (10/11).
Terkait jenis produk yang diekspor, dia menjelaskan bahwa sama dengan 
yang dipasarkan di Indonesia, perbedaan hanya dari sisi kemasan.
Ke depan, lanjutnya, perusahaan juga akan merambah ekspor ke negara 
tetangga yakni Filipina. "Kami menargetkan dapat meningkatkan porsi 
ekspor 5 sampai 10 persen dari total penjualan," jelas dia.

4.  Udang

Komoditas sektor kelautan dan perikanan Indonesia digemari pasar dunia. 
Salah satu komoditas perikanan yang menjadi primadona di luar negeri
yakni udang yang menyesaki pasar Amerika Serikat.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan permintaan akan udang 
asal Indonesia sangat besar di pasar negeri Paman Sam. Jauh lebih besar 
dibandingkan permintaan dari India, Ekuador, Vietnam, Thailand dan Malaysia.
"Indonesia menjadi penguasa pasar ekspor udang di Amerika Serikat 
dengan pangsa pasar sebanyak 23 persen mengalahkan negara-negara 
lainnya," ungkap Rachmat kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, 
Selasa (17/3).
Bos Panasonic ini tak menampik, Amerika Serikat menjadi negara terbesar 
ekspor non migas Indonesia. Nilainya mencapai USD 1,19 miliar. Jepang 
menyusul di posisi kedua dengan total ekspor nonmigas sebanyak 
USD 1,13 miliar.
Selain komoditas kelautan dan perikanan, sektor pertanian juga mempunyai 
andil besar mendorong kinerja ekspor Indonesia. Ekspor sektor pertanian 
pada periode Januari-Februari 2015 menunjukkan kenaikan sebesar 
2,4 persen secara year on year (YoY) menjadi USD 900 juta.
"Sektor pertanian yang naik signifikan antara lain kopi, teh, dan rempah
-rempah yang naik 41,9 persen, bahan-bahan nabati naik 84,1 persen, 
serta pohon hidup dan bunga potong yang naik 16 persen. 
Sektor pertanian masih menjadi unggulan ekspor di tengah melemahnya 
ekspor sektor lainnya," ucapnya.

5.  Sabun mandi

Indonesia catatkan transaksi dagang sebesar USD 3,4 juta pada pameran 
China ASEAN Expo (CAEXPO) 2015 yang berlangsung pada 18-21 September 
lalu di Nanning, China. Dalam pameran tersebut, satu produk sabun 
asli Indonesia menjadi primadona.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian 
Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mengatakan perlambatan ekonomi 
tampak tidak menyurutkan antusiasme daya beli masyarakat China.
"Buktinya kita laris diserbu lebih dari 20.000 pengunjung dan berhasil meraih 
transaksi baik ritel maupun trial order sebesar US$3,4 juta," kata Nus di 
Jakarta, Rabu (30/9/2015).
Menurut dia, produk Indonesia saat ini begitu disukai oleh masyarakat 
di China. Dengan daya beli masyarakat yang begitu tinggi, Kementerian 
Perdagangan optimis China masih akan menjadi negara tujuan ekspor 
utama bagi Indonesia.
Dalam tahunan bertaraf internasional yang diadakan bersamaan dengan 
Pertemuan Tingkat Tinggi China-ASEAN tersebut, produk sabun herbal 
Indonesia kembali menjadi produk favorit para pengunjung. Produk sabun 
herbal dari Sunindo Bangun Kersana ikut berkontribusi terhadap perolehan 
total transaksi dagang Indonesia pada pameran itu.
Dalam CAEXPO, sabun herbal yang berasal dari Cikupa, Tangerang 
tersebut telah meraih order secara reguler sebanyak delapan kontainer, 
dan berhasil masuk ke jaringan supermarket besar di China. General 
Manager PT Sunindo Bangun Kersama Suwanto Linoh menyebutkan 
saat ini produk sabun herbalnya sudah tersebar di supermarket besar 
di China, seperti Vanguard, Aeon, Liqun, Joymart, Yonghui, New Mart, 
Lotus, Lottemart, Qingkelong.
Pihaknya juga akan melakukan pembangunan gudang distribusi di China. 
"Distributor kami saat ini telah membangun gudang yang tersebar 
di 11 titik lokasi yang tersebar rata di area China, sehingga pemasaran 
ke seluruh wilayah China akan lebih cepat tercapai," kata Suwanto. (Sumber: Merdeka.com)

No comments:

Post a Comment

INFORMASI BOLA DUNIA

INFORMASI BOLA DUNIA
INFORMASI BOLA DUNIA

Manchester United Moment

Manchester United Moment
LIGA INGGRIS Manchester United vs Arsenal

Cek It Out

loading...